Rabu, 08 Juni 2016

Naskah awal, Bab 1, tiga halaman

Cara Mencegah Kecintaan Kita Terhadap Lawan Jenis

Bismillahirrohmanirrohim... 
Bicara soal cinta, mengapa cinta perlu dibicarakan? ataukah cinta perlu dikenalkan?
Dikenalkan?
Apakah butuh pengenalan terhadap cinta?
Sedikit gambaran bahwa cinta merupakan hal yang sangat luar bisa pengaruhnya terhadap diri setiap manusia. Faktanya, telah banyak yang menyalahgunakan tentang cinta. Pada dasarnya penyalahgunaan itu terjadi karena dasar awal pengenalan cinta yang salah. Entah dari diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan.
Hal pertama yang perlu kita ketahui tentang cinta yaitu “apa itu cinta?”
Tanyakan pada diri kalian apa jawabannya. Karena setiap manusia pasti memiliki pendapat yang berbeda tentang apa itu cinta.

Sebenarnya tidak semenakutkan seperti apa yang telah kita lihat disekitar kita tentang bahaya cinta. Semua itu kita kembalikan kepada diri kita sendiri bagaimana kita akan memperlakukan cinta.
Banyak orang bilang cinta itu adalah anugrah terindah, ada juga yang mengatakan bahwa cinta itu adalah perasaan suka terhadap lawan jenis, dan ada yang mengatakan bahwa cinta itu adalah tanggung jawab.
Tanyakan kepada diri kita, menurut kita cinta itu apa?

Perjalanan cinta akan kita lalui sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan pahami. Orang bilang cinta itu tak mudah dilukiskan dengan kata-kata karena cinta tertanam dari hati yang paling dalam dan tak ada satu manusiapun yang akan merasakan hal yang sama seperti yang manusia lain rasakan. Begitu indah mendengar pembahasan tentang cinta, hingga rasanya waktu tak cukup untuk menyelesaikan apa, mengapa, bagaimana mereka bisa merasakan cinta. Cinta bukan hanya bicara tentang perasaan suka terhadap lawan jenis. Tetapi cinta  adalah perasaan dimana kita menyayangi, rela berkorban semata-mata hanya untuk mendapat ridho-Nya. Jika kita bisa menempatkan dengan baik, pasti kita tidak akan mendapatkan sisi negatif dari cinta. 
Dimana letak sisi negatifnya?
Sisi negatif pada cinta, dapat kita ketahui dari perjalanan cinta setiap manusia. Perjalanan seperti apa?

Kita lihat apakah cinta itu kita terapkan dalam “persaudaraan” atau “pacaran”?
Jika jawaban kita adalah “persaudaraan” itu merupakan hal yang baik karena kita bisa menempatkan cinta pada tempatnya. Dan tentunya di dalam Islam ada batasan-batasan persaudaraan atau jalinan silaturahmi cinta dengan lawan jenis. Berbeda dengan jika jawaban kita adalah “pacaran” agama Islam tidak mengenal pacaran. Tandanya hal tersebut tidak diperbolehkan dalam agama Islam untuk kita jalani dan kita terapkan.

Dari hasil survey dilingkungan tempat tinggal saya, ada yang menyebutkan pacaran dalam 2 hal :
Pertama : pacaran negatif, tentunya kita sudah mengetahui bahwa hasil dari pacaran itu.
Kedua   : pacaran positif, tak jarang dari yang muda hingga dewasa mengatakan “saya pacaran untuk nambah semangat belajar kok, saya pacaran supaya lebih aman saat saya keluar rumah kok, dan masih banyak pendapat miring lainnya”. Pendapat ini yang perlu kita luruskaan. Tidak ada yang namanya pacaran menambah semangat belajar. Yang ada semangat berbohong, izin keluar rumah untuk belajar tapi sampai tempat balajar lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdua-duaan, bercanda-canda, bertatap-tatapan, atau bahwa lebih dari itu. lalu dimana positifnya?
Alasan lainnya, “saya pacaran untuk saya lebih aman saat saya keluar rumah kok”.
Jika agama kalian tidak menganjurkan pacaran mengapa harus mengada-ngada ada pacaran positif? Aplagi dengan alasan supaya kalian lebih aman saat keluar rumah. Justru itu yang membuat kalian tidak aman, kalian mempercayakan keamanan kalian kepada manusia yang kalian sukai, bukan kepada ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA.
Pernahkkah kalian berpikir, kalian diciptakan untuk apa dan untuk siapa?
Jika handphone terbaru saja ada panduan buku untuk bisa mengoprasikannya, kenapa kalian juga memakai buku pedoman kalian?

AL-QUR’AN adalah pedoman manusia beragama Islam. Pedoman hidup untuk selamat dunia dan akhirat. Subhanallah, jangan sampai pacaran menjadi tabungan dosa kita. Jika kita benar-benar telah memahami hidup kalian seharusnya seperti apa, tentu kalian juga akan bisa menghadapi bagaimana cinta yang benar itu.
Pada intinya, cinta itu adalah tanggung jawab yang akan membawa kalian pada kondisi dimana tanggung jawab itu akan kalian hadapi. Dan pacaran di dalam agama Islam itu TIDAK ADA, sesuatu yang tidak ada itu merupakan hal yang tidak baik dan harus kita hindari.
Disini kita juga akan membahas tentang hukum pacaran.

ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA berfirman yang artinya:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

(Al-Isra:32).


Firman ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA pada surat Al-Isra:32 sangat jelas dikatakan janganlah mendekati zina, apalagi melakukan zina. Sesungguhnya jika kita jeli terhadap kejadian-kejadian yang menimpa kita terutama dalam hal pacaran. Hasil dari pacaran telah banyak yang dirugikan. Dan itu merupakan sebuah pertanda dan musibah dari ALLAH supaya kita yakin bahwa jalan yang kita ambil telah salah dan harus melakukan perubahan untuk lebih baik kedepannya, di awali dari perubahan diri sendiri. Perbanyaklah istighfar, supaya ALLAH selalu menjaga kita dan memudahkan langkah kita untuk menuju jalan yang benar menurut Islam dan yang diridhoi oleh ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA. Insyaallah.
           

Pehatikan lagi petikan Firman ALLAH berikut :

“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’.”

(An-Nur: 30–31).

Begitu ketatnya ALLAH menjaga jarak antara perempuan dan laki-laki juga bagaimana komunikasi yang benar menurut agaman Islam. Jangan pernah mengeluhkan apa yang telah ditetapkan dan yang harus kalian jalani. Kalian tidak akan pernah tahu apa yang akan kalian dapatkan nanti. Tidakkah kalian sadari dalam diri kalian berapa keburukan dan kebaikan yang kalian jalani hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Apakah hari-hari kalian lebih banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat? atau sebaliknya?

Tanpa kita sadari, terkadang kita lebih banyak melakukan keburukan. Seperti Sholat tidak tepat waktu, malas-malasan, mengeluh terhadap perintah orang tua. Itu merupakan contoh hal kecil yang dampaknya sangat besar bagi kita. Bagaimana jika berpacaran?
Berpacaran saja sudah merupakan hal buruk, apalagi aktivitas-aktivitas di dalamnya?
Aktivitas seperti apa?
aktivitas yang dapat menimbulkan hasrat lawat jenisnya.
Subhanallah..
Jika kita tidak dapat mengendalikan perilaku buruk kita, bagaimana kita bisa membawa diri kita pada kehidupan yang tentram jiwa dan raga?
Kita selalu mengharapkan kebahagiaan, hingga kita tak sadar bahwa do’a yang dipanjatkan telah keliru. Seperti berdoa supaya hubungan pacrannya langgeng terus.
Langgeng juga ya, keburukan yang akan dilakukan selama pacaran?
Dimanakah kesalahan dalam pandangan mereka tentang pacaran?
Bagaimana memperbaiki kekeliruan yang sudah terjadi?
Jawabnnya hanya satu, segala sesuatu yang terjadi, Insyaallah ALLAH telah menuliskan pada pedoman yang kita gunakan.
Kita hanya perlu memperlajari dan mengamalkan dengan ikhlas.

Kita selalu lupa akan rasa bersyukur kita terhadap nikmat setiap detik yang telah ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA berikan. Kita selalu meminta, meminta, dan meminta dan lupa untuk mengucapkan rasa syukur.
Apapun yang terjadi, musibah atau kebahagian itu adalah nikmat yang harus kita syukuri. 
Jika ingin mendapatkan kenikmatan lebih baik lagi, lihatlah kebelakang apakah sudah pantas kita mendapatkan yang lebih?
Kalau tidak, segera usakahan supaya mendapatkan apa yang ingin di dapatkan!
ALLAH Maha Tahu, sekecil atau sebesar apapun kebaikan yang kalian lakukan Insyaallah akan ada manfaat untuk diri dan sekitar kita.
Jadi, masih maukah berpacaran?
Masih maukah merugikan diri sendiri?
Masih maukah gantungin hidup sama manusia lainnya?
Masih maukah meminta-minta kehidupan nyaman di dunia?
Masih maukah mengeluh tak punya pacar? Banyak ibadah ya mbakn mas. Hihi
Masih mau tak bersyukur?

Yukk...
Introspeksi diri sangat diperlukan, tak hanya kalian tetapi diri ini perlu banyak mengaca sebelum diri ini berbicara pada ketikan ini, apakah diri ini sudah memperbaiki diri sesuai apa yang di ucapkan atau tidak.
Hanya ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA yang mengetahui segalanya. Diri ini hanya berusaha untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Untuk apa?
Sebagai bekal kelak dikehidupan abadi kita. 
www.kmoindonesia.com www.ernawatililys.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar