Cara Mencegah Kecintaan Kita Terhadap Lawan Jenis
Bismillahirrohmanirrohim...
Bicara soal cinta, mengapa cinta perlu dibicarakan?
ataukah cinta perlu dikenalkan?
Dikenalkan?
Apakah butuh
pengenalan terhadap cinta?
Sedikit gambaran
bahwa cinta merupakan hal yang sangat luar bisa pengaruhnya terhadap diri
setiap manusia. Faktanya, telah banyak yang menyalahgunakan tentang cinta. Pada
dasarnya penyalahgunaan itu terjadi karena dasar awal pengenalan cinta yang
salah. Entah dari diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan.
Hal pertama yang
perlu kita ketahui tentang cinta yaitu “apa itu cinta?”
Tanyakan pada
diri kalian apa jawabannya. Karena setiap manusia pasti memiliki pendapat yang berbeda
tentang apa itu cinta.
Sebenarnya tidak
semenakutkan seperti apa yang telah kita lihat disekitar kita tentang bahaya
cinta. Semua itu kita kembalikan kepada diri kita sendiri bagaimana kita akan
memperlakukan cinta.
Banyak orang
bilang cinta itu adalah anugrah terindah, ada juga yang mengatakan bahwa cinta
itu adalah perasaan suka terhadap lawan jenis, dan ada yang mengatakan bahwa
cinta itu adalah tanggung jawab.
Tanyakan kepada
diri kita, menurut kita cinta itu apa?
Perjalanan cinta
akan kita lalui sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan pahami. Orang
bilang cinta itu tak mudah dilukiskan dengan kata-kata karena cinta tertanam
dari hati yang paling dalam dan tak ada satu manusiapun yang akan merasakan hal
yang sama seperti yang manusia lain rasakan. Begitu indah
mendengar pembahasan tentang cinta, hingga rasanya waktu tak cukup untuk
menyelesaikan apa, mengapa, bagaimana mereka bisa merasakan cinta. Cinta bukan
hanya bicara tentang perasaan suka terhadap lawan jenis. Tetapi cinta adalah perasaan dimana kita menyayangi, rela
berkorban semata-mata hanya untuk mendapat ridho-Nya. Jika kita bisa menempatkan
dengan baik, pasti kita tidak akan mendapatkan
sisi negatif dari cinta.
Dimana letak sisi negatifnya?
Sisi negatif pada
cinta, dapat kita ketahui dari perjalanan cinta setiap manusia. Perjalanan
seperti apa?
Kita lihat
apakah cinta itu kita terapkan dalam “persaudaraan” atau “pacaran”?
Jika jawaban
kita adalah “persaudaraan” itu merupakan hal yang baik karena kita bisa
menempatkan cinta pada tempatnya. Dan tentunya di dalam Islam ada
batasan-batasan persaudaraan atau jalinan silaturahmi cinta dengan lawan jenis.
Berbeda dengan jika jawaban kita adalah “pacaran” agama Islam tidak mengenal pacaran. Tandanya
hal tersebut tidak diperbolehkan dalam agama Islam untuk kita jalani dan kita
terapkan.
Dari hasil
survey dilingkungan tempat tinggal saya, ada yang menyebutkan
pacaran dalam 2 hal :
Pertama :
pacaran negatif, tentunya kita sudah mengetahui bahwa hasil dari pacaran itu.
Kedua :
pacaran positif, tak jarang dari yang muda hingga dewasa mengatakan “saya
pacaran untuk nambah semangat belajar kok, saya pacaran supaya lebih aman
saat saya keluar rumah kok, dan masih banyak pendapat miring lainnya”. Pendapat
ini yang perlu kita luruskaan. Tidak ada yang namanya pacaran menambah semangat
belajar. Yang ada semangat berbohong, izin keluar rumah untuk belajar tapi
sampai tempat balajar lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdua-duaan,
bercanda-canda, bertatap-tatapan, atau bahwa lebih dari itu. lalu dimana
positifnya?
Alasan lainnya,
“saya pacaran untuk saya lebih aman saat saya keluar rumah kok”.
Jika agama
kalian tidak menganjurkan pacaran mengapa harus mengada-ngada ada pacaran
positif? Aplagi dengan alasan supaya kalian lebih aman saat keluar rumah.
Justru itu yang membuat kalian tidak aman, kalian mempercayakan keamanan kalian
kepada manusia yang kalian sukai, bukan kepada ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA.
Pernahkkah
kalian berpikir, kalian diciptakan untuk apa dan untuk siapa?
Jika handphone
terbaru saja ada panduan buku untuk bisa mengoprasikannya, kenapa kalian
juga memakai buku pedoman kalian?
AL-QUR’AN
adalah pedoman manusia beragama Islam. Pedoman hidup untuk selamat dunia dan akhirat. Subhanallah, jangan sampai
pacaran menjadi tabungan dosa kita. Jika kita benar-benar telah memahami hidup
kalian seharusnya seperti apa, tentu kalian juga akan bisa menghadapi bagaimana
cinta yang benar itu.
Pada intinya,
cinta itu adalah tanggung jawab yang akan membawa kalian pada kondisi dimana tanggung
jawab itu akan kalian hadapi. Dan pacaran di dalam agama Islam itu TIDAK ADA,
sesuatu yang tidak ada itu merupakan hal yang tidak baik dan harus kita
hindari.
Disini kita juga
akan membahas tentang hukum pacaran.
ALLAH SUBHANAHU
WATA’ALA berfirman yang artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
(Al-Isra:32).
Firman ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA pada
surat Al-Isra:32 sangat jelas dikatakan janganlah mendekati zina, apalagi
melakukan zina. Sesungguhnya jika kita jeli terhadap kejadian-kejadian yang
menimpa kita terutama dalam hal pacaran. Hasil dari pacaran telah banyak yang
dirugikan. Dan itu merupakan sebuah pertanda dan musibah dari ALLAH supaya kita
yakin bahwa jalan yang kita ambil telah salah dan harus melakukan perubahan untuk
lebih baik kedepannya, di awali dari perubahan diri sendiri. Perbanyaklah
istighfar, supaya ALLAH selalu menjaga kita dan memudahkan langkah kita untuk
menuju jalan yang benar menurut Islam dan yang diridhoi oleh ALLAH
SUBHANAHU WATA’ALA. Insyaallah.
Pehatikan lagi petikan Firman ALLAH berikut :
“Katakanlah kepada orang-orang mukmin
laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan
menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan:
‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga
kemaluannya …’.”
(An-Nur: 30–31).
Begitu ketatnya
ALLAH menjaga jarak antara perempuan dan laki-laki juga bagaimana komunikasi yang benar menurut agaman Islam.
Jangan pernah mengeluhkan apa yang telah ditetapkan dan yang harus kalian
jalani. Kalian tidak akan pernah
tahu apa yang akan kalian dapatkan nanti. Tidakkah kalian
sadari dalam diri kalian berapa keburukan dan kebaikan yang kalian jalani
hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Apakah hari-hari kalian lebih
banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat? atau sebaliknya?
Tanpa kita
sadari, terkadang kita lebih banyak melakukan keburukan. Seperti Sholat tidak
tepat waktu, malas-malasan, mengeluh terhadap perintah orang tua. Itu merupakan
contoh hal kecil yang dampaknya sangat besar bagi kita. Bagaimana jika
berpacaran?
Berpacaran saja
sudah merupakan hal buruk, apalagi aktivitas-aktivitas di dalamnya?
Aktivitas
seperti apa?
aktivitas yang
dapat menimbulkan hasrat lawat jenisnya.
Subhanallah..
Jika kita tidak dapat
mengendalikan perilaku buruk kita, bagaimana kita bisa membawa diri kita pada
kehidupan yang tentram jiwa dan raga?
Kita selalu
mengharapkan kebahagiaan, hingga kita tak sadar bahwa do’a yang dipanjatkan
telah keliru. Seperti berdoa supaya hubungan pacrannya langgeng terus.
Langgeng juga ya,
keburukan yang akan dilakukan selama pacaran?
Dimanakah
kesalahan dalam pandangan mereka tentang pacaran?
Bagaimana
memperbaiki kekeliruan yang sudah terjadi?
Jawabnnya hanya
satu, segala sesuatu yang terjadi, Insyaallah ALLAH telah menuliskan pada
pedoman yang kita gunakan.
Kita hanya perlu memperlajari dan mengamalkan dengan ikhlas.
Kita selalu lupa
akan rasa bersyukur kita terhadap nikmat setiap detik yang telah ALLAH SUBHANAHU
WATA’ALA berikan. Kita selalu meminta, meminta, dan meminta dan lupa untuk
mengucapkan rasa syukur.
Apapun yang
terjadi, musibah atau kebahagian itu adalah nikmat yang harus kita syukuri.
Jika ingin
mendapatkan kenikmatan lebih baik lagi, lihatlah kebelakang apakah sudah pantas
kita mendapatkan yang lebih?
Kalau tidak,
segera usakahan supaya mendapatkan apa yang ingin di dapatkan!
ALLAH Maha Tahu,
sekecil atau sebesar apapun kebaikan yang kalian lakukan Insyaallah akan ada
manfaat untuk diri dan sekitar kita.
Jadi, masih maukah
berpacaran?
Masih maukah merugikan
diri sendiri?
Masih maukah
gantungin hidup sama manusia lainnya?
Masih maukah
meminta-minta kehidupan nyaman di dunia?
Masih maukah
mengeluh tak punya pacar? Banyak ibadah ya mbakn mas. Hihi
Masih mau tak
bersyukur?
Yukk...
Introspeksi diri
sangat diperlukan, tak hanya kalian tetapi diri ini perlu banyak mengaca
sebelum diri ini berbicara pada ketikan
ini, apakah diri ini sudah memperbaiki diri sesuai apa yang di ucapkan atau
tidak.
Hanya ALLAH
SUBHANAHU WATA’ALA yang mengetahui segalanya. Diri ini hanya berusaha untuk
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Untuk
apa?
Sebagai bekal
kelak dikehidupan abadi kita.
www.kmoindonesia.com www.ernawatililys.com